Pages

Friday, August 16, 2013

Story from India : Hujan,Flu,Kereta

Tuesday, 13 august 2013

“Hari ini aku titip salam ya ke profesornya. Kalau beliau nanyain aku, bilang aku ga nanyain dia”, ujarku dengan sedikit bercanda pada Okta, teman satu flat sekaligus teman satu kelasku. Dia hanya menimpali dengan tertawa renyah di pagi yg sedikit basah oleh rinaian hujan halus. Ia pun berlalu sesambil aku menarik selimut dalam-dalam dan dalam diam pula aku menitikkan air mata. Bukan sebab begitu parahnya sakitku, atau tidak bertemu profesor hari ini (kalau yg satu ini aku justru bahagia tidak masuk kelas), bersebab mengapa situasi ini begitu menyakitkan. Aku mulai berandai-andai  jikalau saat ini aku berada di rumah,

Gunung Sinabung, Hap..Hap.. :))

Dan sebutlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari (QS 3:41)

Assalamu’alaikum wr wb..

            Hei, kau tahu teman? Saya baru saja menyadari bahwa “Dunia adalah panggung sandiwara”. Walau sedikit terlambat paham dari pada (pencipta lagunya), namun saya beruntung bahwa saya adalah orang terpilih yang menyadari hal itu. hitam-putih, kiri-kanan, pahit-manis, menang-kalah, baik-buruk, untung-rugi, ada sebuah pengaturan yang Maha dahsyat di sana. Dan kita, sudah ditakdirkan menjadi seorang pemilih sejak saat awal menatap dunia, bahkan sekalipun jaauuh sebelum itu. Ah, pantas bayi menangis saat dilahirkan! Well, ngomong apa ini? oke, fokus, fokus, fokus!

Beberapa bulan lalu, tepatnya tanggal 14 Februari 2013 (saya ingat sebab pada tanggal ini saya lebih banyak beristighfar melihat pemuda-pemudi yg tertipu karena cinta *halah*), saya bersama dengan 9 orang teman lainnya mencoba menikmati gunung Sinabung (saya teringat kata seorang teman bahwa gunung tidak bisa ditaklukkan, tetapi hanya bisa dinikmati). Saya yang sedari dulu sangat berkeinginan melihat Sunrise di atas bukit seolah memiliki kesempatan to make my dream comes true. Kami bersepuluh-ria berkomposisikan 8 orang perempuan anggun garis keras,?,