Pages

Sunday, November 24, 2013

It makes me look like crazy -smiling walking alone-




Saya seperti sedang melangkahkan kaki dan beranjak pulang. Pulang pada sebuah masa kecil saat menari adalah sebuah kebanggaan. ?
Saya teringat pada dahulu sekali yang saya nyaris lupa, menari di sebuah acara dengan menggunakan lagu ini.
Itu yang membuat saya tertawa layaknya orang kurang gizi, berjalan dan tersenyum-senyum sendiri jika mendengar lagu ini. Mendapati saya yang dahulu sangat terlalu polos dan menari dengan suka cita tanpa beban dan bangga yang berlimpah ruah tentunya. haha

Ya Allah, dunia ini cepat sekali ya berputar. Saya kira saya masih lucu, ternyata tidak! -_-
Menjadi dewasa ternyata tidak mudah, meski harus lebih banyak memahami, saya lebih memilih untuk pura-pura lupa atau pura-pura tidak tahu.

Thursday, November 21, 2013

Iqomah

Teringat sebuah kisah, pada zaman antah berantah hiduplah sebuah ? kakak beradik yang lucu-lucu dan menggemaskan, terlebih kakaknya. Nah, suatu ketika sang adik sebut saja namanya Andi tiba-tiba memanggil kakaknya sambil lari ngos-ngosan seperti baru saja dikejar anjing rabies akut,
       "Kak, kakak......kakak..... Tadi kakak denger suara azan apa enggak?"
Si kakak yang tidak tahu apa-apa merasa terkejut dengan pertanyaan adiknya satu ini. Ada apakah gerangan si adik tiba-tiba bertanya tentang azan?

Rindu adalah

Rindu adalah...
yang menurut hemat saya sebentuk kegalauan yang tidak tahu diarahkan kemana. Ke kanan? Ke kiri? depan? belakang? atau sebenarnya tidak paham apa yang sebenarnya kaurindui? Makan banyak, pergi berkeliling, ketawa-ketiwi serasa sudah bahagia sepenuhnya, padahal tidak. rindu masih menyimpan raganya di dalam dada. Rindu memang menyesakkan ya? haha.

Sekilas saya kutip pernyataan si Atok dalam drama penuh makna, "Ipin Upin" saat mendapati bahwa si Rembo tengah dilanda rindu:

Tuesday, November 19, 2013

Diam

      Terlepas dari semua rasa bersalah dan segala yang disebut kesalahpahaman. Apa yang terjadi saat ini mungkin sebab ada kesalahpahaman versiku yang aku rangkai sendiri hingga menghasilkan imaji-imaji yang justru menyulam kebisuan sekalipun berisik telah tertempel pada dinding-dinding yang mulai terkelupas itu. Aku tanya apa sebabnya, ia diam saja. hati memang selalu minta didengar tanpa harus dipaksa berkata. Sekalipun aku juga merangkai-rangkai sendiri makna pada hati yang kutanyai. “Apa? Mengapa? Ada apa denganmu? Dan sedari tadi kau diam saja!!”. hati memang tidak pernah bisa menjawab. Ia selalu meminta kita merangkum bahasanya.

Saturday, November 2, 2013

Lidah Tidak Bertulang

"Lidah memang tidak bertulang". Biarkan saya menodai ilmu biologi untuk saat ini. Sekalipun saya paham benar bahwa lidah sesungguhnya memiliki tulang walau sekedar tulang rawan yang lembut namun bisa menusuk jauh pada apa yang mampu dikeluarkannya.
Saya teringat benar apa yang pernah ibu guru Matematika SMA saya katakan saat saya mencoba curhat tentang suatu masalah padanya, "Maka, jika engkau tidak menyukai seseorang melakukan hal ini padamu, jangan sekali-kali lakukan hal yang sama pada orang lain sekalipun engkau sangat ingin membalasnya. Karena mereka juga akan merasakan rasa sakit yang sama dengan apa yang engkau rasakan". 
Bijak sekali ibu guru saya. Sederhana namun mengesankan.
Itulah yang saya tangkap dari sosok beliau. Semoga beliau selalu dalam rahmatNya. Aaamiin ya robbal'alamin..

Tentang sebuah lidah, maka bolehkah saya mengatakan bahwa segala sesuatu bisa terjadi karenanya?
Yang bisa saja menurut kita adalah guyonan yang lucu, perkataan yang biasa saja namun ditangkap berbeda dari orang yang mendengar. Siapa yang tahu karena sepatah kata yang kita ucapkan membuatnya mengalirkan air mata berjam-jam atau karena sedetik lelucon hambar membuatnya berdoa sebagai makhluk yang teraniaya? Apakah kita tidak pernah berfikir semacam itu? Apakah berbicara hanya sekedar sebongkah permainan kata tanpa perasaan, hingga tajamnya kata mampu menusuk jantung orang lain? Kejam sekali! Sekalipun saya bukanlah makhluk suci tanpa dosa, namun apa salahnya mulai berbijak hati untuk menelurkan kata-kata yang baik, menghadiahi orang lain bukan pada sebuah materi namun pada penghargaan terhadap orang lain. Apakah sebegitu sulit merapat pada hal-hal yang baik? Mengerem lidah berkata ini dan itu? Saya kira pendidikan SD-SMP-SMA bahkan S1 dan S2 sudah cukup bisa melahirkan kita sebagai manusia yang sedikit beradab.


Kepada tuan yang sangat saya hormati. Berbijaklah pada diri anda dan orang lain. Sekian.

Friday, November 1, 2013

Story From India, "Eh..si Bapak.. Udah nikah belom??"

Konon kabarnya, pemaksaan pada otak secara terus menerus akan menyebabkan kegagalan (disfungsi) otak. Itu menurut saya sih, saya fikir yang lain juga sepaham, bahwa otak jangan diajak untuk berfikir terlalu lama. Singkatnya, menjadi gila adalah pilihan yang tepat untuk menjaga otak tetap sehat. Hasyah..!

Saya meng-amini kutipan di atas, yang saya juga tidak tahu dikutip darimana. Dari selokan rumah sebelah ? Sepertinya iya? (saya jadi curiga.. *mata menyipit*).

Maka,untuk menghindari disfungsi otak kiri yang mulai renta, kami (baca: saya dan Okta)