Pages

Saturday, October 11, 2014

Jika...

Jika bukan karenaNya,
mungkin,
Ah.. sudahlah!

Anggap saja,

Anggap saja aku mesin tanpa nyawa,
tubuh tanpa nafas,
atau pohon tanpa daun,
meranggas
dan
mati...

Menikah adalah...

Menikah adalah...

Proses berhenti untuk membanding-bandingkan.
berhenti membanding-bandingkan,

Saturday, September 27, 2014

Pagi&Senja

Kau benar-benar seperti pagi yang menghilang dan senja yang terbenam.
Sayangnya, tiap pagi atau senja, bukan pagi dan senja milikmu lagi yang menunggu di sana.
Pagi dan senja hari ini telah milik hari yang lain. Sebatas ini, aku masih mengingat pagi dan senjamu.
Namun, maafkan aku. Pergilah baik-baik. 
Ya, aku hanya sedang berbicara pada diriku sendiri.


Friday, June 20, 2014

#Edisi Merajuk

Saya sih bukan orang yang cengeng, tapi ibu bilang, saya paling suka merajuk. Prilaku standar yang saya lakukan saat saya merajuk adalah masuk kamar, berdiam diri dan tidak makan. Entah ya, ini bawaan lahir atau keturunan (?) yang ketika saya marah katakanlah merajuk, maka saya akan mogok makan. 
Ayah saya dulu sering sekali bilang, "Untuk apa suka sekali menyakiti diri sendiri?". Padahal hemat saya, lebih baik menyakiti diri sendiri daripada menyakiti orang lain, bukan?

Saya, kalau sudah ingin sesuatu, mau tidak mau harus dipenuhi. Ayah saya dulu sering berujar, "Memanglah, anak gadis ayah yang satu ini, kalau udah maunya,

Thursday, June 12, 2014

Saturday, May 31, 2014

Juni

Juni, adalah Juni ku. Juni selalu menyimpan tawa, Juni yang selalu dinanti. Bagiku saja barangkali, atau bagimu juga? Juni adalah sebuah isyarat, sebuah perjalanan, bahwa aku harus menyadari, kedewasaan adalah sebuah pilihan yang tidak bisa ditawar.

Ini Juniku, egois kah? Juni milikku, ia melipir jauh melewati keindahan bulan-bulan yang lain. Juni selalu indah apapun bentuknya. Ah, Juni...

Thursday, May 22, 2014

Labilisasi kriminalisasi emosi-isme.

Ini tentang sarkasme.
Dan saya adalah orang yang berada dalam barisan garis keras penolak sarkasme.  Bagi saya yang “anti mainstream” dan anti kekerasan fisik maupun oral (ini ngomong apa sih?), pilihan diskusi adalah metode terbaik mengambil sebuah keputusan. Sejak alam lahir, saya paling membenci kata “dicuekin”, lebih baik dimarahi habis-habisan daripada didiamkan, disapa-pun tidak. Saya jadi serba salah. Sebab itu, teman-teman saya kalau sedang “ingin diam” terkait mungkin ada masalah pribadi dan sebagainya, mereka sering berkata, “Tenang, aku ga apa-apa. Ini ga ada kaitannya samamu”. Maka saya pun bisa paham. Artinya begini, saya bisa menerima saat seseorang membutuhkan kesendirian. Terkadang memang ada hal-hal yang tidak bisa kita ceritakan pada orang lain dan memaksa kita merenungkan serta memikirkan jalan keluar itu sendiri. 

Thursday, May 1, 2014

Judulnya "benar2 mengolah sabar" --!

Saya yang kata teman saya adalah orang paling sabar nomor wahid, uhuk *dusta*, setelah sampai di India, entah mengapa saya menjadi orang yang justru nilai sabar sulit saya temui. Walaupun dalam beberapa hal saya cenderung lebih sabar daripada teman saya, haha... :D

Seperti pada suatu hari, saat kami masih berlangganan SRJ broadband (salah satu provider broadband lokal) yang terpasang di rumah, selama itu pula saya harus menanak sabar bukan main. Pasalnya, baru saja internet disetting di rumah, tetapi internet tidak dapat dipakai. Teman saya kemudian menelpon providernya dan mengutarakan kalau internet yang baru saja dipasang tidak bisa digunakan dan pihak SRJ berjanji akan datang "ESOK" hari untuk melihat apa yang terjadi. Sesekali, kita jangan terlalu percaya pada apa yang dikatakan orang lain. -_-

Tuesday, April 29, 2014

Tentang Doa

Apakah merasa bahwa setiap suksesmu, tenangnya hidupnya, lancarnya rezekimu adalah sebab doamu yg selalu kau panjat-panjatkan dalam tengadah tangan? Mungkin saja.

Atau mungkin juga, ada yang diam-diam dengan segala tulus, ia bersahaja dengan pintanya atas namamu di hadapan Sang Maha.
Kau tak pernah tau, dia yang lalu mengangkasakan doanya lalu doa diijabah.
Ah, kau tentu tak pernah tau.

Tentang Maaf

Saya, selalu terkesan pada seseorang yang bahkan saya tidak pernah menyadari kesalahannya atau tidak pernah menganggap bahwa itu adalah sebuah kesalahan, lalu ia datang meminta maaf dengan tulus.

Sebab, bagi saya, meminta maaf justru adalah hal yg sulit sekali. Maksudnya begini, tingkat kemudahan memohon maaf saya sebanding dengan kecilnya kesalahan yg saya lakoni. Semakin kecil kesalahan yang saya buat, maka semakin mudah saya meminta maaf. Aneh bukan? Seharusnya kan sebaliknya.

Friday, April 25, 2014

.......

Tuan, 
.....
.....
.....
ah, kenapa aku hanya bisa terdiam? di depanmu?

Sunday, April 20, 2014

Argh, ini apa?

Bagi para penderita maag (akut) stadium kronis, telat makan 5 menit saja, mampu membuatmu serba salah selama 4 jam bahkan lebih. Duduk salah, tidur salah, nungging makin parah, lari-lari apalagi (mau cari mati?), atau jika salto 5 kali bisa memulihkan keadaan lambung seperti semula, saya rela melakukannya. 

Sebab itu hemat saya, benar kata Rasulullah, "Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang". Ini saya banget. Makan terlalu lapar atau makan terlalu kenyang justru melumpuhkan. Kalau teman saya beda lagi, "Kalau maag saya sudah kambuh, serasa saya tahu bentuk lambung di dalam sini". 

Ah, kenapa hati lambung ini perih sekali...

Friday, April 18, 2014

Hujan dan tanya



Hujan yang mendahului sore, dua hari yang lalu, gugup-gugup ia bertanya satu hal.
"Apa yang sedang kau tulis?"
"Sebuah puisi yang tidak berjudul dan lagu yang tak bernada"

Hujan melampaui hari dengan tanya selalu, disimpannya dan dibawa berarak entah kemana. Ya, entah kemana angin menjejak.

Sore kemarin, hujan tak luput menyinggah dan melepas tanya?
"Sekarang, apa yang kau karang?"
"Tentang bait-bait yang tak berawal dan kisah yang masih aku simpan ujungnya"

Hujan semakin sesak saja. Rasa ingin tahunya yang melesak-lesak hingga ke ufuk

Monday, April 7, 2014

Sunni-Syiah-Golput

Assalamua’alaikum wr wb..
Bismillah, kali ini saya akan sedikit mengulas tentang beberapa cerita saya dan teman saya mengenai Syiah dan sesuatu yang perlu kita ketahui selanjutnya tentang ini.
                Beberapa kali sudah terbesit niat untuk menuliskan hal ini, namun terkadang harga malas dan ego menjadi lebih lebih tinggi daripada nilai sebuah manfaat, maka dengan itu, cerita ini hanya saya simpan dalam hati, terus dan enggan menumpahkannya pada sebuah tulisan.

Beberapa bulan atau minggu yang lewat (saya lupa tepatnya kapan), saya seringkali bercerita dengan teman saya dari Yaman. Namanya Ma’agid. Namun saya lebih senang memanggilnya dengan sebutan bapak Yaman.

Thursday, April 3, 2014

GakPakeJudul,okesiph

Semoga mata saya tidak buta karena terlalu lama melihat laptop, ya Allah. aamiin.
itu saja. *benerin kacamata*
*edisi baca e-book organic yg njelimet*

sigh.. huaaa, pulaaang...(?)


Tuesday, March 25, 2014

Kamu Tahu?

kamu tahu?
lakunya, mencoba memanah hari.
ah, mengapa hari punya nyawa seribu, sejuta? yang berkerut-kerut dahinya menghitung hidup sang hari.

kamu tahu?
pada hari ia mendadak sadis. pada waktu ia bengis.

Wednesday, March 19, 2014

Kisah bercerita...


ssstt.. ada cerita tentang kisah.
kisah bercerita tentang cerita yang dilaluinya, sore ini, atau sore nanti.
tentang sore, kisah senja adalah sukanya. 

Thursday, March 13, 2014

Kacau!

*o* wahaaa.. tiket mahal sekali... #nelen gula setoples
mari kita berdendang. :)

Tuesday, March 4, 2014

Dear Perasaan,

bisakah sejenak kita berdiam dan berdamai?
se-jam saja, ah tidak, 1hari?1bulan?1tahun?1windu?
kali ini, coba izinkan aku sebentar saja menghela nafas,
tidakkah Tuan lelah berdiri dan terus menatap di sampingku? 
ataukah Tuan mencuri debar jantungku yang semakin menipis? aku mulai curiga pada tiap senyum Tuan yang menguntum pada waktu yang maya. aku benar-benar curiga.

Friday, February 28, 2014

Lagi-Lagi Gegara Dowry

Tulisan ini tidak panjang, sebab saya tidak bisa memejamkan mata malam ini maka saya rasa ini adalah hal paling produktif yang bisa saya lakukan selain menonton film.

siang tadi, selepas pulang kuliah, tidak biasanya, seorang teman saya, sebut saja namanya Prasad (haha, ini nama aslinya kok, saya agak lemot dalam hal karang mengarang nama), atau lebih mudahnya kita panggil saja teman saya dengan panggilan "P" biar lebih hemat.

Untuk kali pertama saya menyelesaikan praktikum organik lebih cepat dari yang lain dan tentunya pulang lebih cepat. di india ini tidak ada sistem saling tunggu, yang cepat maka dia bisa pulang duluan, setelah di absen tentunya..
Nah, kebetulan si P ini selalu ramah sekali menanyakan pada saya, "Everything's ok Mar? Do u need a help?bla..blaa..bla.. do u need a measuring jar? ok wait, i will take it for u" dst. si P ini memang baik dan ramah kepada siapa saja.

...?

Kau dan aku ialah satu jiwa; hanya saja sedang berdiam di jasad berbeda. Kau dan aku ruh yang mesra, sebab Allah yang mengenalkannya. Ibn Hayyan


Tangan Panas is just a Fake

“Wanita itu indah seperti bunga” terang teman saya.
“Kalau bunga bangkai? Atau bunga kuburan? Kamu mau?”, ejek saya padanya.
“Ya itu kan perumpamaan. Bunga mawar misalnya atau bunga kamboja”, jelasnya sekali lagi.

Bagi saya, bunga justru menyimpan banyak misteri. Menjadi indah dan menebar harum sekehendaknya adalah takdir bunga. Banyak sekali orang tersihir karenanya, tanpa tahu ternyata bunga menyimpan duri tajam yang menipu. Saat hendak memetiknya, orang akan menyadari ternyata tertusuk duri amat sakit. Sakit...--! (eh tolong ya Mar, FOKUS!).

Oh ya, saya punya pengalaman menarik tentang bunga. Saya menyukai bunga, tetapi bunga sepertinya tidak menyukai saya. Yah, 11-12 lah sama cinta yang bertepuk sebelah kaki.

Saya Berharapnya...

Assalamualaikum wr wb.
Sore ini saya terjebak di sebuah kebun bunga kecil di lantai 3 tepat dimana saya sering duduk sendiri dan memandang bintang. Tidak terjebak sih, tetapi memang menjebakkan diri. Cukup sendiri saja. Sebab kita perlu sendiri untuk bisa menelisik rasa, bukan? Sendiri untuk bisa memaknai mengapa kita harus memahami kita. Memahami untuk apa kita dan siapa kita lalu jadi apa kita setelahnya. Sendiri terkadang dimaknai personal oleh teman saya sebagai manisfestasi rasa galau di luar koridor. Namun menurut saya, justru pada “sendiri”lah seseorang dapat melahirkan karya-karya besar. Dan bagi saya? Mungkin tepatnya, benar kata teman saya tadi: “sendiri adalah kau yang suka bermain-main pada perasaanmu” . *tsah elah, mau ngomong galau aja susah bener*.

Un-Named Prince (in my heart)

            Pangeran saya yang satu ini memang tiada bandingnya. Ia yang amat murah senyum dan baik hati ini, sesungguhnya tidak berasal dari orang yang amat berada. Namun kebesaran hatinya menunjukkan bahwa ia memiliki segalanya. Mensyukuri apa yang ada dan terus berusaha menjadi lebih baik pernah disampaikannya. “Kalau tidak bisa bermanfaat bagi orang lain, setidaknya jangan menyusahkan”. Begitu pesannya.
Baginya, memenuhi segala kebutuhan saya adalah sebuah kewajiban. Ia tidak gampang marah, tapi jangan pancing kemarahannya, justru akan membuatmu menangis tersedu-sedu tanpa henti.

            Dialah yang mengenalkan saya pada sebuah jendela, jendela ilmu. Buku selalu ia hadiahkan pada saya. Bahkan ibu saya sekalipun, yang tidak pernah melarang saya pergi kemanapun, namun pria yang satu ini justru berkata, “Perempuan itu ga baik jalan jauh-jauh sendirian”. Begitu ungkapnya. Dulu, ia selalu cemas kalau saya tidak berada di rumah saat makan siang. Selalu ditanyanya, “Si adek mana?”. Saya yang begajulan ternyata sedang bermain-main di sawah mencari ikan atau merusak ladang orang -_-.