Pages

Saturday, November 2, 2013

Lidah Tidak Bertulang

"Lidah memang tidak bertulang". Biarkan saya menodai ilmu biologi untuk saat ini. Sekalipun saya paham benar bahwa lidah sesungguhnya memiliki tulang walau sekedar tulang rawan yang lembut namun bisa menusuk jauh pada apa yang mampu dikeluarkannya.
Saya teringat benar apa yang pernah ibu guru Matematika SMA saya katakan saat saya mencoba curhat tentang suatu masalah padanya, "Maka, jika engkau tidak menyukai seseorang melakukan hal ini padamu, jangan sekali-kali lakukan hal yang sama pada orang lain sekalipun engkau sangat ingin membalasnya. Karena mereka juga akan merasakan rasa sakit yang sama dengan apa yang engkau rasakan". 
Bijak sekali ibu guru saya. Sederhana namun mengesankan.
Itulah yang saya tangkap dari sosok beliau. Semoga beliau selalu dalam rahmatNya. Aaamiin ya robbal'alamin..

Tentang sebuah lidah, maka bolehkah saya mengatakan bahwa segala sesuatu bisa terjadi karenanya?
Yang bisa saja menurut kita adalah guyonan yang lucu, perkataan yang biasa saja namun ditangkap berbeda dari orang yang mendengar. Siapa yang tahu karena sepatah kata yang kita ucapkan membuatnya mengalirkan air mata berjam-jam atau karena sedetik lelucon hambar membuatnya berdoa sebagai makhluk yang teraniaya? Apakah kita tidak pernah berfikir semacam itu? Apakah berbicara hanya sekedar sebongkah permainan kata tanpa perasaan, hingga tajamnya kata mampu menusuk jantung orang lain? Kejam sekali! Sekalipun saya bukanlah makhluk suci tanpa dosa, namun apa salahnya mulai berbijak hati untuk menelurkan kata-kata yang baik, menghadiahi orang lain bukan pada sebuah materi namun pada penghargaan terhadap orang lain. Apakah sebegitu sulit merapat pada hal-hal yang baik? Mengerem lidah berkata ini dan itu? Saya kira pendidikan SD-SMP-SMA bahkan S1 dan S2 sudah cukup bisa melahirkan kita sebagai manusia yang sedikit beradab.


Kepada tuan yang sangat saya hormati. Berbijaklah pada diri anda dan orang lain. Sekian.

No comments: